DETIKPERISTIWA.ID – Diduga wartawan koran Sinar Pagi Haryawan mengalami penganiayaan saat sedang bertugas meliput demonstrasi. Ia mengaku dipukuli oleh oknum aparat kepolisian justru di tempat biasa bertugas.
Haryawan diduga dipukuli hingga babak belur di depan Indomaret atau disamping SDM Polda Metro Jaya tempat dia biasa bertugas. Menurut penuturannya, Senin (30/8/2019) ia hendak pulang usai bertugas meliput di Polda Metro Jaya. Selepas sholat Isya di masjid, korban melihat banyak Anggota kepolisian sedang ramai-ramai.
“Saya selesai shalat Isya hendak pulang, sebelum pintu keluar ada keramaian. Banyak anggota polisi. Kemudian saya ambil video,” ujar Haryawan dalam keterangan resmi, Senin (30/9/2019) malam.
Namun, pada saat mengambil video, tiba-tiba ia diminta petugas untuk menghapus rekaman video dan foto yang baru saja diliput. Haryawan mengaku sudah mengatakan bahwa dia adalah wartawan Sinar Pagi yang biasa bertugas di Polda Metro Jaya. Namun oknum petugas tetap meminta foto itu dihapus.
“Saya bilang dari wartawan sinar pagi, tapi tetap saja petugas memaksa minta dihapus,” ujar Haryawan.
Lantaran takut dan khawatir karena diduga diancam dan paksaan, kemudian korban menuruti permintaan petugas.
“Saat lagi berusaha menghapus, mereka (oknum-red) memukul saya beramai-ramai. Ada yang memukuli dari belakang, ada yang jenggut rambut saya, tonjok kenceng-kenceng mata saya sebelah kanan sampai darah mengucur,” ungkap Haryawan.
“Begitu juga dengan kepala belakang saya dihajar sampai bocor berdarah, bahkan ada yang sembari teriak-teriak, telanjangi. telanjangi. Saya sudah bilang wartawan pak, namun tidak dihiraukan” ucapnya.
Menurut pengakuan Haryawan, dia berhasil melarikan diri untuk mencari dan berharap ada pertolongan.
“Saya berlari sembari berusaha menyelamatkan diri ke arah Humas PMJ dengan harapan selain ada yang kenal mudah-mudahan ada yang berpangkat atau komandan yang bisa menolong,” tuturnya. (ERP)
