oleh

“Prabowo – Rizal Ramly”, Sama Dengan “Soekarno – Hatta Era Milenial”

Oleh: Pradipa Yoedhanegara

Siapa yang tidak kenal dengan sosok dwi tunggal sang Proklamator, yang sekaligus mantan Presiden dan wakil presiden pertama di negeri ini Soekarno- Hatta. Sosok bung. Karno yang notabene merupakan figur kharismatik serta seorang orator ulung yang mengusai beberapa bahasa asing dimana setiap orasi kebangsaan yang di dengungkan di seluruh pelosok negeri ini, dapat membangkitkan semangat nasionalisme dan persatuan rakyat Indonesia. Gaya kepemimpinan Soekarno yang begitu egaliter diawal kepemimpinannya serta sangat populis, dan penuh semangat yang berapi-api ketika berpidato didalam maupun luar negeri, mirip dengan gaya orasi ketua umum DPP. Partai Gerindra Prabowo Subiyanto.

Dialektika dan gaya kepemimpinan bung. Karno sapaan akrab mantan Presiden Soekarno yang banyak berorientasi pada nilai luhur menyangkut moralitas, etika politik, sistem kenegaraan serta ideologi pancasila, yang menjadi dasar berdirinya negara kesatuan republik indonesia. Sehingga di zaman itu kita disuguhi sebuah pemandangan politik yang begitu menarik perhatian publik dan penuh dengan makna, dimana bertarungnya ide dan gagasan tentang negara, diantara adu argumentasi politik para pendiri bangsa.

Di awal berdirinya republik tercinta, diantara para pemimpin bangsa saat itu, sangatlah konsisten dalam memperjuangkan nilai persatuan dan kesatuan dibumi pertiwi, dari sabang hingga merauke dalam bingkai NKRI, yang hingga saat ini menjadi bentuk negara kesatuan, dan menjadi rule of model dalam bernegara, yang tetap kita pertahankan sebagai suatu identitas sebuah bangsa, yakni indonesia yang berdaulat dari hegemoni bangsa lain.

Ide dan Pemikiran Soekarno-Hatta tentang negara kesatuan dan konsep federalisme menurut bung.Hatta diawal NKRI berdiri membuka ruang perdebatan ilmiah mengenai negara, diantara para pemimpin bangsa. Dialektika yang sangat argumentatif dari para pemimpin bangsa saat itu, berujung pada konsensus politik yakni menetapkan Indonesia sebagai sebuah “Negara Kesatuan”, yang terikat dalam bingkai NKRI.

Baca Juga :  Untuk Banser: Ada Puluhan Juta Orang Siap Disebut Mayat

Keputusan Ijtima Ulama GNPF yang hanya merekomendasikan nama Prabowo Subiyanto sebagai Calon Presiden, sudah sangat tepat dan patut mendapat apresiasi semua pihak, karena akhirnya Ijtima Ulama GNPF secara aklamasi menghasilkan satu nama sebagai calon presiden pilihan ulama pada 2019-2024.

Pasca Ijtima Ulama berlangsung, kemudian publik kembali disuguhi sebuah karya politik agung tingkat tinggi dengan hadirnya koalisi antara partai Demokrat dan Partai Gerindra yang di tutup oleh statemen ketua umum partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan; “Pak, Prabowo Calon Presiden Kita”.

Meski Ijtima Ulama sudah mengambil keputusan untuk mencalonkan Capres Prabowo Subiyanto – Habib Salim Segaf Al Jufry, atau Prabowo Subiyanto- Ustad Abdul Shomad. Itu semua bukanlah merupakan harga mati. Karena pada akhirnya keputusan partai politiklah yang menentukan siapa calon yang akan di usung untuk mendampingi Capres Prabowo Subiyanto.

Kini dengan terjadinya Koalisi antara PD dan Gerindra, publik dan para ulama GNPF harus mau menerima kenyataan sebagai jalan tengah agar 2019 negeri ini punya presiden baru, karena penentuan cawapres Prabowo ada ditangan Koalisi Partai Demokrat dan Gerindra.

Rizal Ramly memang tidak masuk dalam kriteria ulama GNPF sebagai nominasi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subiyanto pada 2019-2024, akan tetapi para ulama GNPF juga harus berfikir realistis. Karena sosok RR sapaan Rizal Ramly, sedang sangat dibutuhkan oleh negeri ini ditengah melambatnya pertumbuhan ekonomi, yang akan dilanda ancaman badai krisis ekonomi akibat salah urus sistem perekonomian nasional oleh rezim pemerintahan jokowi saat ini.

Baca Juga :  Catur Dharma Pancasila, Catatan Kecil Pojok Warung Kopi Ndeso

Koalisi Demokrat dan Gerindra pun terlihat jelas menyerahkan sepenuhnya Calon Wakil Presiden kepada Prabowo Subiyanto, dan bukan hanya sekedar fatsun politik seperti yang dikatakan banyak pengamat, dengan berasumsi Ketua Umum Demokrat sangat menginginkan AHY putra SBY menjadi wapres Prabowo Subiyanto.

Secara pribadi saya melihat Sudah sangat tepat apabila Prabowo Subiyanto menggaet Rizal Ramli sebagai cawapresnya. Sebab, secara visi dan misi, Rizal Ramli (RR) hampir sama dengan Gerindra maupun Prabowo, yakni sama-sama anti utang luar negeri, anti TKA, anti neolib, dan anti impor, serta keduanya baik Prabowo maupun RR bukanlah “Petugas Partai”.

Dari catatan tersebut diatas sosok RR adalah orang yang paling tepat untuk menjadi pendamping Prabowo, karena kimianya hampir sama. Selain itu RR juga tokoh nasional yang memiliki jam terbang memadai, serta jelas keberpihakannya kepada ekonomi kerakyatan serta berpihak kepada rakyat dalam kasus reklamasi teluk jakarta, selain itu RR berasal dari Sumatra Barat, Kampung yang sama dengan mantan Proklamator Bung Hatta, sebagai perpaduan Tokoh Jawa yang diwakili oleh Prabowo Subiyanto dan RR mewakili Sumatra.

Rizal Ramly meski bukan tokoh partai politik tapi sepak terjangnya bisa diterima semua kalangan partai maupun ormas islam seperti NU dan Muhammadiyah. Munculnya dua nama Cawapres pilihan GNPF serta kehadiran Partai Demokrat dalam koalisi dengan Partai Gerindra, yang nantinya akan berujung pada tarik menarik kepentingan, “tentang siapa cawapres prabowo”? Sebaiknya Ulama GNPF dan Partai Demokrat serta partai politik lainnya bisa menjadikan RR sebagai Figur alternatif calon pendamping Prabowo agar tidak terjadi tarik menarik partai pengusung nantinya.

Baca Juga :  Reuni 212 dan Investasi Politik 2024

Meski Prabowo dan Rizal Ramly sering bersebrangan dalam beberapa hal, tapi demi kepentingan bangsa dan negara mereka harus bisa dan mau mengesampingkan persoalan-persoalan tersebut. Selain itu harapan seluruh rakyat dinegeri ini pada 2019 mendatang, agar terjadi perbaikan khususnya dalam bidang ekonomi yang mangkrak selama hampir empat tahun diangka 5% diera rezim petugas partai.

Selain itu masyarakat ingin secepatnya parpol untuk juga mau menetapkan cawapres prabowo subiyanto agar konsolidasi ganti presiden bisa berjalan dengan baik. Duet Prabowo- Rizal Ramly akan mengembalikan kejayaan bangsa ini di masa lalu yang memiliki pemimpin berwibawa dan disegani di kancah kawasan regional maupun internasional, karena kedua pemimpin tersebut sangat di benci oleh pihak asing. Mengutip pesan mantan presiden soekarno, “Pilihlah Pemimpin Yang dibenci oleh asing, karena dia akan menjadi pemimpin yang mencintai rakyatnya”.

Sebagai pesan penutup Rijal Ramly merupakan magnet politik yang akan menjadi “Cahaya dalam Kegelapan”, karena sosok RR memiliki kapasitas untuk membawa negeri ini keluar dari krisis dan kesulitan di masa mendatang akibat salah urus perekonomian bangsa yang dilakukan oleh kaum neolib yang ada di pemerintahan saat ini.

Waallaahul Muafiq illa Aqwa Mithoriq,
Wassallamualaikum Wr, Wb.
🙏PYN🙏
Tangsel, 1 Agustus 2018

Loading...

Baca Juga