Jakarta – PT. Ketrosden Triasmitra dengan beberapa anak perusahaannya (Triasmitra Group) mulai mengoperasikan Network Operation Center (NOC) terbarunya di Jakarta. NOC ini akan mengelola operasi dan pemeliharaan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) dan kabel optik darat milik perseroan serta pelanggannya.
NOC yang berlokasi di Jakarta Timur itu akan menjadi bagian dari operasional 8.000 km SKKL dan kabel optik darat dari Triasmitra Group.
Secara rinci kabel optik ini terdiri dari SKKL B2JS sepanjang 1.070 km yang menghubungkan Jakarta-Bangka-Batam-Singapore dan Batam-Bintan, SDCS (Surabaya-Denpasar Cable System) sepanjang 520 km yang menghubungkan Surabaya dan Denpasar dan UJB (Ultimate Java Backbone) yang menghubungkan Jakarta sampai Surabaya dengan membentuk 5 ring sepanjang 2,661 km.
Pengguna jaringan infrastruktur SKKL B2JS, SKKL SDCS, dan UJB adalah 15 pelanggan yang terdiri dari pemain-pemain top di industri telekomunikasi Indonesia seperti Telkom, Indosat, XL Axiata, Linknet, Biznet, Moratelindo, Telkom Malaysia, Iforte dan Fiberstar.
“NOC ini tak hanya menjadi pusat operasi dan monitoring dari kabel yang kami bangun, tetapi kabel yang dipercaya operator dikelola Triasmitra,” ungkap CEO Ketrosden Triasmitra, Titus Dondi Patria A. kala meresmikan NOC di Jakarta.
Triasmitra memiliki dua anak usaha yakni PT Jejaring Mitra Persada dan PT Triasmitra Multiniaga Internasional (TMI).
“Kalau Jejaring itu untuk pembangunan atau gelar kabel optik, sedangkan TMI itu managed service untuk kabel optik,” jelasnya.
“Kita tak hanya kelola kabel laut yang digelar jejaring, tetapi juga milik operator lain. Misal untuk segmen West Area SKKL milik XL, SKKL Sea Me We 3 melalui Indosat Ooredoo, dan tentu nantinya kita akan kelola Palapa Ring Barat” paparnya.
Untuk SKKL Palapa Ring Barat Triasmitra ditunjuk sebagai pelaksana pemeliharaan kabel laut termasuk pengamanan/monitoring marine traffic.
Bisnis Baru
Seiring kehadiran NOC, Triasmitra mengenalkan bisnis barunya, yakni monitoring dan patroli pengamanan SKKL dan kabel optik darat.
Triasmitra menilai layanan ini dibutuhkan pasar Indonesia yang rawan dengan kejadian kabel putus tanpa jelas siapa yang bertanggung jawab. Dari data yang ada kerusakan SKKL 70{dfbacf0cb7b0f3b6c3c02a62fc0743603c277f7add205165b38b8c3b84a50039} adalah putusnya kabel optik laut dikarenakan terkena jangkar, sisanya 30{dfbacf0cb7b0f3b6c3c02a62fc0743603c277f7add205165b38b8c3b84a50039} karena gangguan alam dan vandalisme.
Sedangkan kerusakan fiber optik darat yang lebih sering terjadi sebagian besar disebabkan karena pembangunan dan vandalisme.
“Kabel putus itu kerugian besar bagi operator telekomunikasi. Bagi mereka lebih baik mencegah ketimbang memperbaiki kabel putus, karena akan menurunkan performansi jaringannya. Belum lagi bagi masyarakat yang layanan internetnya bisa terganggu,” tukasnya.
Triasmitra dalam layanan terbarunya ini menawarkan tindakan pencegahan (preventive) maupun tindakan perbaikan (corrective).
Tindakan pencegahan (preventive) berupa memberikan layanan pengamanan/monitoring SKKL dan kabel optik darat, Triasmitra memiliki dua layanan yaitu, Traffic Monitoring dan Patroli pengamanan.
Triasmitra melakukan monitor pergerakan kapal di sekitar lokasi kabel optik laut selama 7 x 24 jam dan patroli di lokasi yang rawan guna memberikan peringatan langsung.
Untuk pengamanan kabel optik darat, Triasmitra mendirikan service point disetiap cakupan area 60-150 km. Service point tersebut dilengkapi oleh tim patroli yang rutin setiap hari melakukan pengawasan jalur kabel optik yang menjadi tanggung jawabnya.
Selain itu, tim jointer juga ditempatkan pada setiap service point yang juga dilengkap dengan mobil, tools, equipment, serta material yang dibutuhkan untuk restorasi. Jumlah tim yang disediakan pada setiap service point disesuaikan dengan jumlah jalur kabel optik darat yang pemeliharaannya menjadi tanggung jawab Triasmitra.
Untuk patroli SKKL, Triasmitra membangun Base Camp yang dilengkapi kapal patroli beserta tim patroli. Patroli laut dilaksanakan secara reguler sepanjang jalur SKKL di area Guard Zone (500 m dari kiri dan 500 m dari kanan jalur kabel) atau di area-area yang berpotensi sering terjadi kabel putus sampai dengan sejauh 140 km dari lokasi BMH.
“Kelebihan managed service dengan adanya NOC baru dilengkapi dengan aplikasi sistem monitoring SKKL dan kabel optik darat yang saat ini sedang dalam proses pengajuan hak paten, merek dan hak cipta dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kemenkumham. Aplikasi ini juga bisa disambungkan dengan punya Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI),” katanya.
Adapun monitoring tersebut terdiri dari: Sistem Monitoring Performansi Kabel, dimana dengan sistem ini posisi kabel yang rusak atau putus dapat segera diketahui sehingga mempercepat pergerakan tim restorasi untuk melakukan perbaikan. Sistem Monitoring Patroli Kabel Laut dan Darat, dapat memonitor pergerakan tim patroli laut maupun darat agar pelaksanaan patroli selalu dilakukan sesuai dengan jadwal dan rute yang telah ditentukan.
“Dengan Triasmitra telah memiliki aplikasi monitoring bisa mendeteksi keberadaan kapal yang menyebabkan kerusakan kabel laut, dan adanya kerjasama pemanfaatan aplikasi monitoring antara Triasmitra dengan Bakamla maka akan diperoleh alat bukti yang kuat yang bisa dipakai sebagai dasar tuntutan,” katanya.
Diharapkannya, kehadiran layanan baru di bisnis managed service akan meningkatkan kontribusinya bagi total pendapatan Triasmitra. Saat ini sekitar 70{dfbacf0cb7b0f3b6c3c02a62fc0743603c277f7add205165b38b8c3b84a50039} pendapatan maish dikontribusi dari developer (bangun dan jual kabel laut dan darat), managed service (25{dfbacf0cb7b0f3b6c3c02a62fc0743603c277f7add205165b38b8c3b84a50039}), dan sebagai kontraktor atau membangunkan kabel untuk pihak lain (5{dfbacf0cb7b0f3b6c3c02a62fc0743603c277f7add205165b38b8c3b84a50039}).
“Kami yakin di masa depan, managed service akan menjadi tumpuan karena suatu saat pasti semua rute SKKL dan darat sudah terbangun. Recurring income tentu dari managed service,” tutupnya (agt/agt)